Penyakit - Penyakit Yang Kadang Menyerang Musang Kesayangan

Penyakit yang terkadang dapat menyerang musang / hewan peliharaan anda selain parvo, distamper, cacingan, Leptospirosis, Salmonellosis, Psitacosis, Toxoplasmosis, Rabies, Tuberculosa, Hepatitis yang sudah ada.
 
Gambar Musang Sedang Sakit

SCABIES / PENYAKIT KULIT

Penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit dan sering ditemukan pada anjing / musang, dan mulai kelihatan pertama terdapat pada pinggiran kuping. Penyakit ini menular secara kontak langsung maupun tidak langsung. Anjing / musang terserang scabies terlihat menggaruk-garuk badannya, karena parasit penyebabnya menimbulkan kegatalan.

Penyebab scabies adalah parasit yang disebut Sarcoptes scabiei. Bila dibiarkan penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh, sehingga anjing menjadi gundul, kulitnya melipat-lipat.

Kita dapat tertular scabies apabila kontak dengan anjing/ musang yang terjangkit Scabies.
 

Penangganan

Pisahkan segera anjing / musang tersebut dari musang / anjing lainnya dan keluarga kita terutama anak-anak.
 

Pengobatan

Berdasarkan pengalaman kami, kami mengobati penyakit kulit dengan cara tradisional akan tetapi cukup ampuh, yaitu dengan cara 1 Btl. Minyak Tawon + 1 sendok Belerang halus, setelah dicampur (kocok hingga berwarna seperti susu), sikat dengan sikat gigi tempat yang akan diobati, dan poleskan Minyak Tawon Plus tersebut, 1 hari 2x.

RINGWORM / PENYAKIT KULIT

Ringworm bukan penyakit cacing (meskipun ada kata worm), tetapi sebangsa jamur yang menyerang kulit. Penyakit ini juga menular ke manusia.
 

Tanda-tanda

penyakit ini pada anjing maupun manusia cukup khas, berupa kegundulan pada bulu anjing / musang berbentuk cincin (ring) sehingga disebut ringworm dengan pinggir berwarna merah.
 
Kelembaban pada kulit mendorong tumbuhnya ringworm. Oleh karena itu, dianjurkan mengeringkan bulu anjing dengan baik, agar tidak mudah tertular ringworm.Jamur penyebab ringworm memang ada di alam.
 

Pengobatan

Berdasarkan pengalaman kami, untuk mengatasi penyakit yang disebabkan jamur, kami mengunakan Kalpanak (obat Panu & Kurap) yang telah diencerkan dengan air.

Caranya : Basahkan kapas dengan air dan peras, lalu teteskan Kalpanak dan usapkan dengan kuat pada tempat yang berjamur.

 

CORONAVIRUS

Penyakit Coronavirus disebabkan oleh "virus Corona" yang menginfeksi saluran pencernaan serta menyebabkan 'enteristis' hebat. Infeksi Corona biasanya hanya menyebabkan diare ringan, yang berbahaya jika virus ini menyerang bersamaan dengan virus 'parvo' hingga dapat menyebabkan kematian. gejala yang di timbulkan biasanya nafsu makan hilang, lesu dan diare yang disertai bau busuk pada feses. Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan memberi vaksinasi primary yang bertujuan guna meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh.

PARAINFLUENSA

Penyebab penyakit parainfluensa yaitu virus "Parainfluensa" yang menyerang saluran pernapasan dan dapat menular dengan sangat cepat terhadap hewan lain. Umumnya, jika infeksi murni hanya karena virus parainfluensa ini gejalanya ringan atau sub-klinis. Tapi dapat menjadi parah jika disertai dengan infeksi "Bordetela". Gejala yang di timbulkan umumnya batuk dan pilek ( rhinitis dan bronkhitis ). Berikanlah vaksin influensa setiap tahun guna mencegahnya terjangkiti, Anjing yang telah terinfeksi dapat diberikan suplemen vitamin C dan antibiotik untuk pengobatannya.


PNEUMONIA / Radang Paru-Paru

Penyakit pneumonia di sebabkan oleh beragam virus mulai dari Parainfluensa, Bordetella bronchiseptica, Mycoplasma, Canine Herpes, Reovirus dan Canine Adenovirus tipe-2. Virus virus ini menyerang saluran pernapasan, terutama pada anjing berusia muda pada saat cuaca dingin dan berangin. Gejala yang di timbulkan biasanya keluar cairan pada hidung, batuk dan sesak napas. Pencegahan bisa dilakukan dengan menghidari anjing dari tempat yang dingin, berangin, lembab dan basah, sediakan alas tidur yang kering, hangat dan tebal serta berikan juga vakisnasi masing masing virus tadi. Untuk penanggulangannya mesti di bawa ke dokter hewan atau klinik karena penyakit ini tergolong berat.

Diabetes mellitus

(DM) adalah penyakit metabolik di mana hewan memiliki kadar gula darah yang tinggi, baik karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau karena sel tidak merespon insulin yang dihasilkan. Karena kekurangan insulin, kadar gula dalam darah naik, sedangkan sel – sel tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa. Dalam keadaan ini glukosa akan dibuang melalui ginjal (kencing manis). Jika ini berlangsung lama hewan akan menjadi lemah dan menimbulkan kematian karena kekurangan zat – zat makanan. Sedangkan di Indonesia kejadian penyakit diabetes mellitus pada hewan belum mendapat banyak perhatian. Hal ini didukung dengan minimnya sumber data mengenai kejadian penyakit ini dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan hewan.

Pemeriksaan dengan “glucose tolerant test” (tes kesanggupan tubuh untuk memetabolisme glukosa) dan pengukuran dari respon insulin kepada kandungan glukosa telah memungkinkan untuk mengidentifikasi tiga tipe diabetes :
  • Tipe I dicirikan dengan tidak adanya tanda “plasma imunnoreactive insulin” (IRI) dan tidak ada respon pada kandungan glukosa.
  • Tipe II mempunyai ciri dengan adanya tanda normal untuk tingkat IRI yang tinggi dan tidak ada penambahan dari IRI dalam respon kepada glukosa.
  • Tipe III mempunyai ciri yang sama juga dengan tanda IRI yang tinggi tetapi terjadi penambahan IRI dalam respon kepada glukosa.
Tipe I merupakan tipe yang sering ditemukan pada anjing. Bentuk klinis dari DM selalu dapat disesuaikan dengan pengujian patofisiologi dari penyakit. Berkurangnya insulin secara absolut atau relatif menyebabkan gula dalam darah tidak dapat masuk sel guna mengalami metabolisme.

Adanya hiperglikemia dimana kadar glukosa meningkat melebihi ambang renal glukosa dapat menyebabkan glukosuria. Tetapi hubungan ambang renal glukosa dengan glukosuria tergantung pula pada kemampuan daya saring glomerulus renal.
 
Adanya osmotik deuresis mengakibatkan terjadinya suatu bentuk poliuria dan diikuti oleh dehidrasi, akibatnya menimbulkan bertambahnya pengambilan air. Pengambilan makanan juga bertambah, karena gula tidak dapat menembus membran sel,menderita kelaparan di tingkat sel.


Gejala Klinis Diabetes Mellitus

Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya, maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
  1. Poliuria (sering kencing)Poliuria pada diabetes menunjukkan bahwa tubuh tidak mampu untuk metabolisme karbohidrat dengan benar. Karbohidrat diubah menjadi glukosa, yang dikirim ke dalam darah untuk memberi makan sel-sel. Karena kekurang insulin, sel tubuh tidak dapat menerima glukosa, sehingga tetap dalam darah menyebabkan hiperglikemia. Glukosa yang berlebihan dalam darah terakumulasi di sana sampai ginjal melihatnya sebagai benda ekskresi untuk disaring dan dibuang.
    Polidipsia (haus meningkat)Konsumsi air normal adalah untuk anjing kurang dari 90ml/kgbb/hariberat per hari. Menggunakan anjing 20 pound sebagai contoh, ini harus menjadi 3-4 cangkir air sehari. Untuk kucing kurang dari 45 ml/kgbb/hari. Untuk kucing 10 pound, pemberian air sekitar 2 1/2 cangkir air sehari.Polidipsia merupakan tanda atau gejala yang menunjukkan karena kurangnya insulin yang cukup, tubuh tidak mampu untuk memetabolisme karbohidrat. Seperti tubuh buang cairan begitu banyak, akan mengalami dehidrasi. Pertahanan alami adalah untuk menggantikan cairan dengan penghisapan cairan tubuh berlebihan.
  2. Polifagia (kelaparan meningkat).Polifagia muncul karena baik pankreas tidak memproduksi insulin (tipe 1 diabetes mellitus) atau tubuh telah menjadi tidak peka terhadap efek insulin yang diproduksi (diabetes mellitus tipe 2). Dalam kedua kasus ini, yang terjadi adalah bahwa gula (glukosa) dalam sistem tidak sedang dibuat tersedia untuk sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi. Akibatnya, tubuh kelaparan. Untuk kompensasi, makanan lebih diperlukan dalam upaya untuk 'memberi makan' sel-sel tubuh, maka asupan makanan hampir tidak bisa dihindari lagi.
  3. Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang gula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.
Gejala-gejala umum ini sering tidak lengkap atau tidak begitu jelas dirasakan sehingga tidak begitu disadari sebagian besar penderita. Penderita kebanyakan datang ke dokter,klinik atau rumah sakit karena adanya keluhan atau gejala-gejala yang diakibatkan komplikasi-komplikasi yang timbul.

Komplikasi dari Diabetes Mellitus

Komplikasi diabetes mellitus dapat terjadi secara akut dan kronik. Komplikasi akut yang paling sering adalah reaksi hipoglikemia dan koma diabetik. Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa akibat obat antidiabetes yang diminum dengan dosis tinggi, atau penderita terlambat makan atau latihan fisik yang berlebihan. Koma diabetik terjadi karena kadar glukosa dalam darah yang terlalu tinggi. Komplikasi-komplikasi kronik pada organ-organ tubuh, misalnya :
  1. Gagal ginjal ringan sampai berat.
  2. Mata kabur karena adanya katarak atau kerusakan retina.
  3. Gangguan pada saraf tepi yang ditandai dengan gejala kesemutan, mengalami baal pada anggota tubuh.
  4. Gangguan saraf pusat yang dapat menimbulkan gangguan peredaran darah otak sehingga memudahkan terserang stroke.
  5. Gangguan pada jantung berupa penyakit jantung koroner.
  6. Gangguan pada hati berupa perlemakan hati dan sirosis hati.
  7. Gangguan pada pembuluh darah berupa penyakit hipertensi dan penebalan dinding pembuluh darah.
  8. Gangguan pada saraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan impotensi.
  9. Paru-paru mudah terserang penyakit tuberkolosis.

Arterosklerosis

Merupakan suatu kejadian pembuluh nadi (arteri) menjadi tebal sering terjadi pada anjing yang terserang DM. Keadaan ini sering terjadi pada anggota gerak bagian bawah dan dapat mengakibatkan kematian jaringan akibat infeksi sekunder. Serangan jantung dapat terjadi karena adanya arterosklerosis pada pembuluh nadi jantung.

Katarak

Pada lima belas persen anjing yang terserang Diabetes melitus dapat berkembang menjadi katarak yang selalu bilateral dan dapat membaik jika penyakit ini dapat dikontrol. Katarak dapat lebih sering terjadi pada anjing tua serta anjing yang telah mengidap penyakit lebih lama. Renitis diabetika yaitu suatu keadaan yang paling buruk terjadi pada mata akibat DM tidak ditanggulangi dengan baik.
 

Kegagalan Ginjal

Salah satu komplikasi dari penyakit ini adalah sindrome “Kimmelstiel Wilson” yaitu merupakan suatu keadaan ginjal rusak,kehilangan albumin, menderita tekanan darah tinggi dan juga menderita berbagai macam pembengkakan /odema pada bagian tubuh.
 
Hal-hal diatas hanya merupakan gejala-gejala Penyakit diabetes pada sebagian hewan peliharaan. Untuk memastikan Penyakit tersebut diderita oleh peliharaan anda atau tidak, bawalah peliharaan anda ke dokter hewan untuk diperiksa dan dilakukan uji diabetes.
 
Pengobatan di dasarkan pada etiologi dan gejala klinis yang muncul. Treatmen biasanya termasuk pemberian insulin yang harus diikuti dengan pengukuran kadar glukosa secara berkala untuk memonitor fluktuasi kadar glukosa yang terjadi sampai kadar kembali normal dan tidak malah menimbulkan hipoglikemia. Terapi lainnya juga termasuk terapi diet seimbang dan pemulihan keadaan umum pasien.
Facebook CommentsShowHide

0 komentar